Banyak hal yang bisa dilakukan untuk mengisi waktu luang, seperti yang dilakukan Muhammad Fajar (19).
Fajar, begitu sapaannya, kini aktif mengisi waktu luang dengan pelbagai kegiatan seperti karang taruna, berolahraga dan membantu usaha saudaranya.
Tak hanya itu, Fajar juga mengisi waktu luangnya dengan menjadi salah satu peserta dalam program Urban Nexus Fase 2 yang diadakan di Kota Depok, Jawa Barat.
Manajemen Kesehatan Menstruasi atau disingkat MKM menjadi pelatihan pertama yang Ia dapatkan. Peserta memperoleh materi terkait pengelolaan kebersihan dan kesehatan pada saat perempuan mengalami menstruasi.
“Pelatihan ini berguna jika saya sudah menikah dan sudah punya anak nanti. Jika terjadi sesuatu terkait kondisi kesehatan perempuan, maka saya akan lebih memahami bagaimana menanganinya.” ungkap laki-laki yang hobi bermain futsal tersebut.
Selanjutnya, Fajar mendapatkan pelatihan Kewirausahaan. Peserta dibekali dengan materi seputar teknik pemasaran, kualitas barang dan transaksi daring melalui media sosial atau marketplace.
Pelatihan kewirausahaan turut ditunjang dengan pelatihan literasi digital. Fajar mengaku materi literasi digital membuatnya lebih peka terhadap informasi dan mampu memilah informasi yang benar dan salah.
“Sekarang, saya lebih bijak dan teliti dalam bermedia social. Misalkan ada berita tentang gempa, maka akan say acari tahu dulu kebenarannya melalui sumber informasi yang benar.” kata Fajar.
Tak ketinggalan, Fajar juga menonton film kebencanaan dari program Urban Nexus Fase 2. Melalui film ini, Ia berharap tidak lagi panik ketika terjadi bencana dan tahu apa yang harus dilakukan.
“Setelah mengikutipelatihan, saya jadi punya inisiatif melakukan apa (saat bencana). Misalnya, jika terjadi gempa maka keluar rumah dan menghindari bangunan-bangunan tinggi atau pohon.” tandasnya.
Tentang Urban Nexus Fase 2
Urban Nexus Fase 2 dilaksanakan Plan Indonesia untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, aman dan tangguh melalui pemberdayaan dan kepemimpinan kaum muda masyarakat perkotaan di Kota Depok. Program ini dilaksanakan bersama MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) didukung Plan International Australia dan ANCP-DFAT.
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga bekerja bersama kaum muda, untuk memastikan partisipasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan terkait hidup mereka.
Sebagai bagian dari Plan International Inc., Plan Indonesia memiliki program utama terkait sponsor bagi anak. Plan Indonesia telah membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur, dengan lima komitmen untuk memenuhi hak dasar mereka, yaitu hak atas akta kelahiran, vaksin dasar, air bersih, sanitasi, dan kebersihan, juga pendidikan.
Plan Indonesia bekerja pada 8 provinsi melalui tujuh program tematik, yaitu Pencegahan Gagal Tumbuh Anak, Penghapusan Kekerasan terhadap Anak dan Kaum Muda, Kesehatan Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, Sekolah Tangguh, Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan yang Responsif Gender, juga Resiliensi Iklim yang Dipimipin oleh Kaum Muda.
Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan, agensi, dan gerakan sosial yang melibatkan dan menargetkan agar 3 juta anak perempuan mendapatkan kekuatan yang setara, kebebasan yang setara, dan representasi yang setara.
Informasi lebih lanjut: plan-international.or.id