Maspupah, siswi kelas 3 disalah satu SMK di Depok, Jawa Barat tak menyangka jika program Urban Nexus 2 membawa pengaruh besar dalam hidupnya.
Semua berawal saat Maspupah penasaran melihat teman sebayanya mampu berbicara didepan umum dan memiliki banyak relasi. Walau sempat ragu akan kemampuannya, Maspupah akhirnya mendaftarkan diri menjadi peserta program kepemimpinan dari Urban Nexus Fase 2.
Sejumlah kegiatan pun diikutinya, salah satunya pelatihan Kepemimpinan. Ia mengaku pelatihan ini telah mengubah cara pandangnya terhadap sosok seorang pemimpin.
Dahulu, Ia menganggap tugas pemimpin hanyalah memerintah kelompok saja. Sekarang, Ia menyadari pemimpin adalah seseorang yang tahu siapa dirinya, punya visi dan arahan kepada anggotanya untuk melakukan perubahan dan menyelesaikan masalah.
“Dulu saya selalu menolak jika ditunjuk menjadi ketua kelompok dan menyerahkan kepada orang lain tetapi sekarang saya berani untuk menjadi ketua kelompok.” kata Maspupah.
Selanjutnya, Maspupah mengikuti pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Pelatihan ini mengajarkan pentingnya menjaga kesehatan tubuh, seperti makan makanan sehat, membawa bekal dari rumah, dan mencuci tangan dengan baik dan benar.
Peserta juga diajarkan untuk mengurangi sampah plastik dan mengolah limbah rumah tangga seperti pemilihan sampah dan pemanfaatkan air bekas cucian untuk menyiram tanaman.
Selain pelatihan kepemimpinan dan STBM, Maspupah juga mendapatkan pelatihan kebencanaan. Dengan mengikuti pelatihan ini, dirinya mengetahui dimana saja titik-titik potensi bencana dan penyebabnya.
Maspupah juga menonton film 13 Minutes tentang kesiapsiagaan komunitas dalam menghadapi bencana tornado. Dari film ini, Ia belajar untuk tidak panik ketika terjadi bencana.
Kini, Maspupah mengaku siap menerapkan ilmu yang telah ia dapatkan dari program Urban Nexus 2 dan berkontribusi untuk lingkungannya.
“Saat ada gempa beberapa hari yang lalu saya melihat banyak orang yang panik, saya coba untuk menenangkan. Kemudian saya arahkan untuk keluar satu persatu untuk mencari tempat aman.” jelasnya.
Penulis: Fitra Afrizal Ismail
Tentang Urban Nexus Fase 2
Urban Nexus Fase 2 dilaksanakan Plan Indonesia untuk mewujudkan lingkungan yang sehat, aman dan tangguh melalui pemberdayaan dan kepemimpinan kaum muda masyarakat perkotaan di Kota Depok. Program ini dilaksanakan bersama MDMC (Muhammadiyah Disaster Management Center) didukung Plan International Australia dan ANCP-DFAT.
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga bekerja bersama kaum muda, untuk memastikan partisipasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan terkait hidup mereka.
Sebagai bagian dari Plan International Inc., Plan Indonesia memiliki program utama terkait sponsor bagi anak. Plan Indonesia telah membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur, dengan lima komitmen untuk memenuhi hak dasar mereka, yaitu hak atas akta kelahiran, vaksin dasar, air bersih, sanitasi, dan kebersihan, juga pendidikan.
Plan Indonesia bekerja pada 8 provinsi melalui tujuh program tematik, yaitu Pencegahan Gagal Tumbuh Anak, Penghapusan Kekerasan terhadap Anak dan Kaum Muda, Kesehatan Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, Sekolah Tangguh, Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan yang Responsif Gender, juga Resiliensi Iklim yang Dipimipin oleh Kaum Muda.
Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan, agensi, dan gerakan sosial yang melibatkan dan menargetkan agar 3 juta anak perempuan mendapatkan kekuatan yang setara, kebebasan yang setara, dan representasi yang setara. Informasi lebih lanjut: plan-international.or.id