“Saya udah bosan banjir-banjir mulu dari sejak saya kecil di sini,” kata Suhainah (52 tahun) saat tim respon bencana Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) mendatangi rumahnya. Rumahnya terdampak banjir rob yang tiap kali melanda daerahnya. Ia tinggal di RT.09 RW.08 Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara.
Pada Jumat, 3 Desember 2021 sekitar tempat tinggalnya mulai digenangi air. Lambat laun, air mencapai pusar orang dewasa, yaitu sekitar 100 sentimeter. Beruntungnya, tahun 2011 rumah Suhainah sudah direnovasi menjadi lebih tinggi dari permukaan tanah. Namun, tetap saja, banjir rob tetap memasuki rumahnya. “Sebetis Ibu kemaren airnya di rumah, kebayang kan setinggi apa di jalan sana,” katanya sambil menunjuk jalan gang di depan rumahnya yang terdapat di gang yang hanya bisa dilewati satu motor.
Ia tinggal bersama suami, anak, menantu, dan cucunya dalam satu rumah. Rumahnya seluas 4×6 meter yang memiliki dua lantai ke atas. Mereka tinggal tak jauh dari Pelabuhan Sunda Kelapa. Sehingga banjir rob adalah langganan yang tak pernah absen tiap tahunnya. “Setiap bulan purnama daerah sini akan terkena banjir rob,” kata Bang Jay, Sekretaris Kelurahan Pluit.
Suhainah bercerita banjir rob adalah kesehariannya. Ia lahir dan besar di daerah tempat tinggalnya sekarang. Sejak kecil, banjir rob selalu memasuki daerah tersebut. Sehingga Ia tak heran apabila banjir datang. Namun ia berharap agar tanggul di pinggir laut bisa dipertinggi agar banjir rob tidak masuk ke perumahan warga sekitarnya.
Ia mengatakan hal yang paling sulit didapatkan saat banjir adalah air bersih. Ia dan tetangganya harus membeli air galon isi ulang seharga tujuh ribu rupiah per galonnya untuk dipakai minum dan memasak. “Mandi mah pakai air yang ada aja deh, meskipun terbatas dengan berbau dan asin rasanya,” cerita Suhainah.
Plan Indonesia membagikan bantuan paket kebersihan untuk sekitar 1000 kepala keluarga di RW.08 Kelurahan Ancol. Suhainah dan keluarganya pun mendapatkan bantuan yang sama. Ia berterima kasih karena banyak perabotan dan alat kebersihan yang rusak akibat banjir rob. “Ini sangat berarti buat kami. Terima kasih ya,” katanya menutup pertemuan siang itu.
Ditulis oleh: Guster Sihombing | Editor: Agus Haru