
Zahra (10 tahun) bersama keluarganya kini terpaksa tinggal sementara di pengungsian di Kecamatan Gekbrong, Kabupaten Cianjur setelah gempa bumi merubuhkan rumahnya. Hari-harinya banyak dihabiskan di dalam tenda berhimpitan dengan warga lain. Tidak ada lagi disibukkan dengan jam belajar karena gedung sekolahnya juga ikut rusak.
Sore itu Zahra mendengar akan ada kegiatan bermain dan belajar di mushalla. Penasaran, dia pun bergegas menuju ke tempat yang disebutkan. Dan benar, di lokasi sudah banyak anak-anak yang berkumpul bersama para relawan pendamping.

Keseruan mulai saat para relawan mengajarkan lagu ‘BBMK’ yaitu edukasi tentang bagaimana menghadapi situasi gempa bumi yaitu, singkatan dari jangan Berlari, jangan Berisik, jangan Mendorong, dan jangan Kembali. Tampak Zahra dan teman-temannya ceria dan aktif saat bernyanyi sambil menirukan tiap lirik lagu. Tidak hanya itu, ada juga permainan-permainan edukasi lainnya.
“Senang sekali, karena ini baru pertama kali ada yang kakak relawan yang mengajak kami berrmain. Biasanya cuma melamun atau main smartphone. Tapi sekarang banyak permainan yang bisa dimainkan sama teman-teman. Terima kasih” kata Zahra.

Pada awal masa tanggap darurat Gempa Bumi Cianjur November 2022, Plan Indonesia melakukan Layanan Dampingan Psikososial bermain dan edukasi bersama anak-anak di pos-pos pengungsian. Kegiatan ini sekaligus mendistribusikan 52 paket CFS (Child Friendly Space) -perlengkapan bermain dan belajar.
Kegiatan ini menyasar anak usia 1-10 tahun. Dengan tujuan untuk mendukung sosial dan psikososial anak-anak di selama tinggal di pengungsian. Program yang diimplementasikan di tiga kecamatan ini juga didukung oleh tiga mitra yaitu, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC), Lembaga Penanggulangan dan Perubahan Iklim Nahdatul Ulama (LBPINU), dan Koordinat Masyarakat Pejuang Aspirasi (KOMPAS).