
Selama pandemik COVID-19, anak-anak dari berbagai belahan daerah Indonesia terpaksa menempuh pendidikan jarak jauh agar dapat melindungi diri sekaligus menimba ilmu. Dalam situasi ini, ada juga anak-anak dari Lembata, Nusa Tenggara Timur yang semakin sulit untuk mengakses pendidikan, setelah tempat tinggal mereka diterpa rangkaian bencana badai siklon tropis Seroja sejak Sabtu (3/4) lalu.
Salah satu anak yang terdampak adalah Fashanda (14 tahun). Kepada tim Plan Indonesia di Lembata, Fashanda bercerita bahwa awalnya, ia dan keluarganya sempat terpaksa mengungsi ketika bencana terjadi.
“Saat itu, listrik mati dan hujan besar. Bapak dan mama langsung membangunkan saya dan kedua adik saya untuk segera keluar dari rumah dan pergi ke tempat yang lebih tinggi,” ujar Fashanda ketika ditemui di rumahnya pada Kamis (8/4).
Setelah hujan mereda, Fashanda dan keluarganya pun berupaya kembali ke rumah mereka. Mereka mengecek kondisi di dalam dan di sekitar rumah, untuk melihat dampak dari bencana banjir yang terjadi.
Saat itulah, Fashanda menemukan bahwa seluruh perlengkapan sekolahnya tidak dapat digunakan lagi. Begitu pula dengan beberapa perlengkapan di dalam rumah yang juga terendam air. Padahal, sebelum bencana, Fashanda biasa menempuh pembelajaran jarak jauh, sehingga ia bisa tetap menimba ilmu di tengah pandemik COVID-19. Namun, setelah banjir merusak alat sekolahnya, proses pembelajaran Fashanda pun terhambat.
“Saya sedih. Tak pernah terpikir bahwa banjir akan masuk ke rumah dan perlengkapan sekolah saya rusak terkena air,” ujar Fashanda.
Untuk membantu Fashanda dan ribuan anak lain yang terdampak, dibutuhkan penanganan yang cepat dan tepat. Selain Fashanda, ada begitu banyak anak, termasuk sekitar 2.000 anak dampingan Plan Indonesia di Lembata yang membutuhkan bantuan untuk terus dapat melanjutkan kehidupan mereka secara layak dan berdaya di tengah bencana.
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, Plan Indonesia mengutamakan kebutuhan dan perlindungan terhadap anak-anak dan keluarga penyintas dalam setiap proses tanggap darurat. Dalam kondisi bencana yang mengharuskan para penyintas harus berlindung di pengungsian, kelompok anak, perempuan, dan orang dengan disabilitas berada dalam posisi yang semakin rentan. Sahabat, Plan Indonesia mengajak Anda untuk turut membantu pemulihan anak-anak di Lembata dengan berdonasi melalui kitabisa.com/bantuanlembata. Bantuan yang diberikan akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan anak-anak, khususnya dalam bentuk paket hunian darurat, akses terhadap air bersih dan sanitasi, perlindungan anak dan dukungan psikososial, juga dukungan pendidikan di masa bencana.