Betapa terkejutnya Ihani saat mengetahui desa tempat tinggal keluarganya terdampak parah akibat gempa. Ibunya luka parah, rumahnya rusak berat, dan sejumlah tetangganya meninggal dunia. Malam itu, dalam kondisi gelap gulita, Ia melihat orang-orang berkumpul di lapangan dengan diselimuti rasa takut saat gempa mengguncang Kabupaten Cianjur pada 21 November 2022 lalu.
Meski suasana mencekam kala itu masih melekat diingatannya, Ihani mengaku kesedihan yang dirasakannya perlahan pudar saat Ia mulai terbuka menceritakan dan mendengarkan kisah-kisah dari kaum muda lainnya di sesi sharing Pelatihan Fasilitator Dukungan Psikososial bagi Korban Bencana yang diikutinya.
“Ternyata banyak orang yang juga merasakanya,” ungkap perempuan muda yang sedang menempuh studi di Institut Seni Budaya Indonesia Bandung itu.
Pelatihan Fasilitator Dukungan Psikososial bagi Korban Bencana tersebut digelar oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) dan merupakan bagian dari Proyek CERDAS atau Cianjur Earthquake Response in Dignified and Accountable Support (Penanggulangan Gempa Cianjur dalam Dukungan yang Bermartabat dan Akuntabel). Pelatihan yang ditujukan untuk kaum muda ini dilaksanakan pada 6-7 Januari dan 9-10 Januari 2023 lalu di Rancagoong, Kecamatan Cilaku, Cianjur.
Bekerja sama dengan LSM Kompas, sebanyak 30 kaum muda ikut serta dalam pelatihan. Mereka berasal dari 3 desa yang merupakan perwakilan dari 3 kecamatan terdampak gempa Cianjur yakni, Kecamatan Warungkondang, Kecamatan Gekbrong, dan Kecamatan Cilaku.
Pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan fasilitator-fasilitator dukungan psikososial yang mampu secara mandiri melakukan tugas pendampingan pada kelompok anak di lingkungannya. Materi pelatihan juga diperkaya dengan berbagai pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan kapasitas individual seperti art therapy, teknik pengenalan diri sendiri, kiat menghadapi situasi bencana, serta teknik penyesuaian diri terhadap perubahan iklim.
Terapi Diri Sendiri
Alih-alih sekadar menempa diri menjadi fasilitator, peserta secara tidak langsung “menerapi diri sendiri” dari dampak psikologis yang mereka alami.
“Saya bahagia bisa ikut dalam kegiatan karena bisa bertukar pikiran, bercerita, menambah relasi, bermain game sambil belajar, dan mencurahkan semua keluh kesah,” tutur Ihani.
Ihani berkomitmen untuk menjadi fasilitator yang baik. Materi yang didapatkannya, seperti bermain sambil belajar, pohon harapan, storytelling, dan kisah di masa depan, adalah bekal yang menurutnya berharga untuk dirinya kelak.
“Aku berharap Plan Indonesia bisa datang ke tempat-tempat lain juga, dan menyelenggarakan pelatihan fasilitator ini. Karena, masih banyak anak-anak yang terdampak dan belum mendapatkan sesi psikososial,” pungkasnya.
Team Leader Proyek Cerdas, Zuniatmi mengatakan kaum muda yang ikut dipelatihan ini dipilih berdasarkan beberapa kriteria di antaranya, mereka termasuk kelompok yang rentan dan ikut terdampak.
“(peserta) merupakan champion atau local hero di daerahnya, dan kondisi-kondisi lain yang perlu kita dukung seperti misalnya yatim piatu, orangtua tunggal tetapi masih usia muda, dan potensial menjadi fasilitator,” jelas Zuniatmi
Selanjutnya, Proyek CERDAS akan memberikan bantuan non-tunai berbentuk voucher belanja yang dapat dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan belajar, kebutuhan manajemen kebersihan menstruasi, dan perbaikan tempat tinggal yang terdampak gempa.
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga bekerja bersama kaum muda, untuk memastikan partisipasi yang bermakna dalam pengambilan keputusan terkait hidup mereka.
Sebagai bagian dari Plan International Inc., Plan Indonesia memiliki program utama terkait sponsor bagi anak. Plan Indonesia telah membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur, dengan lima komitmen untuk memenuhi hak dasar mereka, yaitu hak atas akta kelahiran, vaksin dasar, air bersih, sanitasi, dan kebersihan, juga pendidikan.
Plan Indonesia bekerja pada delapan provinsi melalui tujuh program tematik, yaitu Pencegahan Gagal Tumbuh Anak, Penghapusan Kekerasan terhadap Anak dan Kaum Muda, Kesehatan Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, Sekolah Tangguh, Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan yang Responsif Gender, juga Resiliensi Iklim yang Dipimipin oleh Kaum Muda. Program-program ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas kepemimpinan, agensi, dan gerakan sosial yang melibatkan dan menargetkan agar 3 juta anak perempuan mendapatkan kekuatan yang setara, kebebasan yang setara, dan representasi yang setara.
Informasi lebih lanjut: plan-international.or.id
Tentang Proyek CERDAS
Proyek CERDAS atau Cianjur Earthquake Response in Dignified and Accountable Support (Penanggulangan Gempa Cianjur dalam Dukungan yang Bermartabat dan Akuntabel) merupakan proyek yang diinisiasi oleh Yayasan Plan International Indonesia dengan sejumlah target:
(1) menyediakan layanan dasar yang dibutuhkan oleh anak-anak dan remaja yang terdampak, khususnya anak perempuan dan perempuan muda di Perlindung Anak, sektor Air, Sanitasi, dan Kebersihan (WASH), sektor Pendidikan dalam Bencana, dan sektor Sekolah Aman melalui penyediaan paket-paket bantuan non-pangan (paket kebersihan, paket manajemen kebersihan menstruasi, paket perlengkapan sekolah, dan paket perlengkapan perlindungan diri) di 3 sekolah.
(2) memberikan dukungan psikososial dan mempromosikan pencegahan kekerasan seksual berbasis gender, bekerja sama dengan kelompok kaum muda di 3 ruang ramah anak (RRA).
(3) mempromosikan sekolah aman untuk anak perempuan, anak laki-laki, dan komunitas sekolah lainnya melalui penerapan sekolah tangguh (kesiapsiagaan terpadu, kesinambungan pendidikan, akses yang aman dan inklusif, perlindungan, WASH, dan kesehatan, pendidikan iklim) di 3 sekolah.
Proyek CERDAS berdurasi 3 bulan, yakni mulai 6 Desember 2022 – 6 Maret 2023. Sebelumnya, telah dilakukan kaji kebutuhan cepat (Rapid Needs Assessment/RNA) pada 23-25 November 2022.
[Penulis: Ciptanti Putri]