
Masih di Kabupaten Nagekeo, Seperti hari kemarin sebelum berkunjung ke rumah Makrina, yang juga merupakan anak yang mereka sponsori, Keluarga Beichele mendapatkan arahan terkait situasi perjalanan, program yang dilakukan dan juga terkait situasi keamanan di desa tempat tinggal Anastasia. Anastasia juga merupakan anak yang disponsori Mr. Beichele dan istrinya di Kabupaten Nagekeo. Ia baru saja satu tahun menjadi anak yang disponsori oleh keluarga itu.
Usai mendapatkan pengarahan, Keluarga Beichele dan rombongan langsung bergegas berangkat untuk menemui Anastasia di desanya.
Sekitar pukul 12.00 WITA, Jumat (13 Januari 2023), rombongan tiba di kantor desa. Keluarga Beichele langsung mendapat sambutan dari Anastasia, orang tua, kakek nenek, kepala desa, dan relawan di desa tersebut. Anastasia memberi mereka selendang tradisional dan bere (tas tradisional yang terbuat dari daun). Hal ini dilakukan sebagai tanda ucapan selamat datang untuk tamu yang baru datang di desa.
Setelah perkenalan singkat, kepala desa membiarkan Keluarga Beichele dan Anastasia melakukan percakapan yang lebih pribadi. Saat itu, Mr. Beichele dan Mrs. Beichele bertanya kepada Anastasia tentang studinya dan apa cita-citanya kelak. Dengan malu-malu, Anastasia memberi tahu mereka bahwa dia ingin menjadi dokter.
Seperti kebanyakan anak di desa, ketika bertemu orang baru mereka pasti malu untuk berbicara, namun lama kelamaan mereka bisa menyesuaikan. Anastasia kemudian menanyakan dari mana mereka berasal dan sudah berapa lama berada di Indonesia. Keluarga Beichele menjelaskan bahwa mereka telah berada di Indonesia sejak Desember 2022. Melalui Denpasar, mereka terbang ke Kupang untuk menemui anak sponsor di Soe, lalu selanjutnya mengunjungi Makrina dan Anastasia di Nagekeo.
Mr. Beichele juga bercerita tentang alasan menjadi sponsor yang merupakan mimpinya bersama sang istri. ” Saya tahu ada banyak organisasi atau asosiasi di luar sana yang bekerja untuk anak-anak, tetapi Plan International (itu) unik,” ujarnya.
Setelah itu, Mr. Beichele dan Mrs. Beichele diminta oleh Field Development Officer (FDO) Plan Indonesia, Karolus Yosef, untuk mengunjungi sekolah Anastasia. Sebab, guru dan teman-teman sekolah Anastasia sudah menunggu kunjungan mereka di sekolah.
Ditemani Anastasia dan orangtuanya, mereka berangkat ke sekolah dan disambut di gerbang oleh para murid dengan nyanyian dan tarian daerah. Di kelas, para murid dan guru begitu antusias ketika mendengar bahwa Keluarga Beichele harus menempuh perjalanan 19 jam dengan penerbangan dari Jerman ke Indonesia. Keluarga ini juga menceritakan soal perjalanan transit di Qatar, yang kala itu sedang ramai dikunjungi pemain dan penonton piala dunia sepak bola.
Setelah berdiskusi dengan murid dan guru, mereka melihat toilet dan tempat cuci tangan di depan setiap ruang kelas. Semua fasilitas tersebut dikerjakan atas dukungan dana dari Plan Indonesia. Dalam perjalanan kembali ke Kantor Desa, mereka juga berhenti sejenak untuk melihat bak penampung air dengan sistem perpipaan. Sarana ini digunakan untuk mendistribusikan air ke 20 rumah tangga yang ada di dusun. Ini juga merupakan bantuan dan dukungan dana dari Plan Indonesia.
Keluarga Beichele senang mendengar testimoni masyarakat di tempat ini. Beberapa warga bercerita kalau sebelumnya untuk medapatkan air bersih mereka harus berjalan kaki lebih dari satu jam. Namun, setelah pembangunan perpipaan, mereka sudah bisa mendapatkan air bersih kapan saja di dusun masing-masing.
Melanjutkan perjalanan, kini keluarga Beichele tiba di Kantor Desa. Mereka disuguhi makanan tradisional lokal, berupa singkong, nasi, jagung, dan ikan. Sambil menikmati santapan, Mrs. Beichele menceritakan, suaminya sangat menyukai sambal. Namun, terkadang di malam hari dia akan sakit perut. Sehingga, dia biasanya mengingatkan suaminya untuk tidak makan sambal terlalu banyak.
Setelah makan siang, kedua keluarga bertukar hadiah. Mrs. Beichele memberikan gaun, stiker, alat tulis, dan mainan kepada Anastasia. Untuk ibu Anastasia, Mrs. Beichele memberi kalung. Sebaliknya, ibunda Anastasia memberikan buah lokal, berupa rambutan dan durian.
Sebelum berpamitan, Mrs. Beichele berpesan untuk Anastasia, “Tolong belajar dengan giat karena kamu ingin menjadi dokter di masa depan.”
Anastasia dan keluarganya pun menyampaikan terima kasih. Mereka juga mendoakan agar Keluarga Beichele sehat dan selamat dalam perjalanan pulang ke Jerman. Mereka berharap kelak bisa bertemu kembali.
Ditulis Oleh: Agus Haru | Editor: Masajeng Rahmiasri | Foto: Plan Indonesia/Viktor Tamonob