Hampir satu bulan berlalu sejak badai bandang dan tanah longsor akibat badai siklon tropis Seroja menerpa Nusa Tenggara Timur dan sekitaranya, termasuk hingga ke Kabupaten Lembata. Setelah sempat dinyatakan berada dalam fase darurat bencana, kini Kabupaten Lembata pun memasuki fase pemulihan pascabencana, mengikuti instruksi dari Pemerintah Kabupaten Lembata pada Sabtu (24/4) lalu.
Berkaitan dengan keputusan tersebut, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) yang telah bekerja sejak 2006 di Lembata dan memiliki sekitar 10 ribu anak dampingan di wilayah itu turut mendukung upaya pemulihan Kabupaten Lembata. Khususnya, dengan fokus terhadap anak-anak dan keluarga dampingan yang terdampak.
Berdasarkan catatan Plan Indonesia, sebanyak 1.178 anak dampingan terdampak bencana di Lembata, dengan 1.058 di antaranya terpaksa dievakuasi ke pusat pengungsian terdekat.
Untuk membantu anak-anak dan keluarga mereka tetap berdaya selama tinggal di pengungsian, Plan Indonesia memberikan bantuan yang difokuskan kepada tiga sektor, yaitu Pendidikan di masa darurat (education in emergency), perlindungan anak di masa darurat (Child Protection in Emergency), penyaluran air bersih dan sanitasi (water, sanitation, hygiene in emergency), melalui mekanisme bantuan non-tunai (Cash Voucher Assistance / CVA).
Penyaluran bantuan ini dilakukan secara bertahap, dengan periode 45 hari awal (sejak 16 April 2021) yang dilakukan dengan pendanaan sebesar 69.201 Euro (sekitar Rp 1,2 miliar) dari START Fund–konsorsium internasional yang terdiri dari 42 lembaga nonprofit yang bergerak untuk memperkuat sistem bantuan kemanusiaan, serta melalui Pendanaan sponsorship Plan International dan local fundraising.
Hingga 23 April 2021, Plan Indonesia dan tim relawan setempat telah memfasilitasi aktivitas rekreasi bagi anak-anak di 6 pusat pengungsian, yang dihadiri sekitar 30-40 anak per sesi dan memperhatikan protokol kesehatan COVID-19. Selain itu, Plan Indonesia juga tengah memproses beberapa bantuan lainnya, seperti pembentukan 9 pusat cuci tangan di pengungsian, penyaluran 750 paket hunian darurat dan manajemen kebersihan menstruasi, serta 1.221 perlengkapan sekolah bagi anak dampingan.
Bantuan yang diberikan telah menyesuaikan dengan kondisi dan kendala di lapangan. Di antaranya, termasuk tidak adanya peralatan rekreasi yang tersedia untuk anak, nihilnya mekanisme pelaporan perlindungan anak, juga tidak adanya bantuan pembelajaran bagi anak-anak dari pemerintah atau agensi lain hingga saat ini. Plan Indonesia terus berkoordinasi dengan pemerintah dan organisasi kemanusiaan setempat untuk memitigasi kendala ini.
Pemberian bantuan yang tengah dilakukan Plan Indonesia merupakan lanjutan dari kaji cepat kebutuhan dan penyaluran bantuan awal yang telah dilakukan sejak awal April 2021. Sebelumnya, Plan Indonesia telah mendistribusikan sebanyak 370 paket hunian darurat dan juga paket manajemen kebersihan menstruasi kepada anak dan keluarga terdampak.
Selain memberikan bantuan, hingga saat ini, Plan Indonesia juga masih terus mendorong partisipasi publik melalui penggalangan dana bagi anak-anak Lembata melalui kitabisa.com/bantuanlembata dan benihbaik.com/bantuanlembata.
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, Plan Indonesia mengutamakan kebutuhan dan perlindungan terhadap anak-anak dan keluarga penyintas dalam setiap proses tanggap darurat. Dalam kondisi bencana yang mengharuskan para penyintas harus berlindung di pengungsian, kelompok anak, perempuan, dan orang dengan disabilitas berada dalam posisi yang semakin rentan. (***)
Catatan untuk Editor:
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Bersama kelompok dan jejaring kaum muda, kami bekerja untuk memastikan partisipasi kaum muda yang bermakna dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga memobilisasi sumber daya dengan mitra, seperti sektor swasta, lembaga donor, yayasan filantropi, dan donatur individu, untuk memberi dampak lebih luas bagi anak-anak Indonesia.
Plan Indonesia mengimplementasikan aktivitasnya melalui empat buah program, yaitu Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak, Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja, Keterampilan dan Kesempatan untuk Pemberdayaan Ekonomi Kaum Muda, serta Ketangguhan dan Kemanusiaan. Kami bekerja di 7 provinsi, termasuk di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dengan target untuk memberdayakan 1 juta anak-anak perempuan. Plan Indonesia juga membina 36 ribu anak di Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan respons tanggap darurat Plan Indonesia merupakan bagian dari Program Ketangguhan dan Kemanusiaan, satu dari empat pilar utama Plan Indonesia. Saat bencana terjadi, Plan Indonesia bersama pemerintah daerah dan mitra terkait berupaya membantu masyarakat yang terdampak melalui respons tanggap bencana (emergency response). Lingkup bencana yang masuk dalam kegiatan ini meliputi bencana seperti gempa, tsunami, banjir, hingga pandemik COVID-19.
Narasumber wawancara
- Ida Ngurah, Humanitarian & Resilience Program Manager Yayasan Plan International Indonesia
- Erlina Dangu, Emergency Response Team & PIA Manager Lembata, Yayasan Plan International Indonesia