Serangkaian bencana yang dipicu badai siklon tropis Seroja, mulai dari banjir bandang hingga tanah longsor, melanda provinsi Nusa Tenggara Timur sejak Sabtu (3/4). Lembata, salah satu kabupaten terdampak di Nusa Tenggara Timur, mengalami kerusakan infrastruktur cukup parah dan menelan korban jiwa termasuk anak-anak.
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) yang telah bekerja di Lembata sejak 2006, mencatat bahwa setidaknya ada sekitar 2.227 dari 10 ribuan anak dampingan (1.186 anak perempuan dan 1.041 anak laki-laki) beserta keluarganya yang terdampak dari rangkaian bencana ini. Keluarga Plan Indonesia juga berduka karena ada 1 anak dampingan yang resmi meninggal dunia akibat longsor dan 9 anak lainnya dinyatakan hilang, masih dalam pencarian oleh tim SAR Kabupaten Lembata hingga kini (14/4).
Menanggapi situasi ini, Plan Indonesia melakukan kaji cepat kebutuhan (rapid need assessment) selama tiga hari, mulai Senin (5/4) hingga Rabu (7/4). Dalam setiap bencana, anak mengalami berbeda dari orang dewasa. Setelah terpaksa mengungsi bersama keluarganya, anak-anak membutuhkan bantuan untuk tumbuh kembangnya dalam lingkungan sehat. Di situasi bencana, anak berisiko kehilangan pengasuhan orang tua atau pendampingnya, terlantar di luar rumah tanpa perlindungan dari berbagai bentuk kekerasan, juga risiko lainnya yang dapat membuat trauma, tanpa pendampingan psikososial yang tepat.
Dari hasil kaji cepat, teridentifikasi kebutuhan anak penyintas rangkaian bencana ini mulai dari paket hunian darurat, akses terhadap air bersih dan sanitasi, perlindungan anak dan dukungan psikososial, juga pendidikan bagi anak-anak di masa bencana.
Hingga Sabtu, 10 April 2021, Plan Indonesia telah menyalurkan bantuan cepat berupa 370 paket hunian darurat (selimut dan tikar) dan 370 paket manajemen kebersihan menstruasi kepada penyintas yang berlokasi di puskesmas, dan pusat evakuasi di Waiputang dan RSUD di Lewoleba.
Hasil kaji cepat juga menunjukkan tantangan akses transportasi yang masih jarang dan sulit menghambat distribusi bantuan dari Kota Kupang ke Lembata. Data penyintas atau warga terdampak terpilah (sex-and age-disaggregated data) juga belum tersedia. Karenanya, pemetaan kebutuhan spesifik sesuai dengan usia dan jenis kelamin untuk anak perempuan dan perempuan dewasa, serta anak laki-laki dan laki-laki dewasa belum tersedia. Advokasi mengenai ketersediaan data ini telah disampaikan kepada pemerintah daerah sejak awal periode koordinasi respons.
Untuk itu, Plan Indonesia terus berkoordinasi dengan pemerintah dan relawan setempat untuk memastikan bantuan dapat segera disalurkan sesuai kebutuhan anak dan keluarga penyintas, agar mereka dapat melanjutkan hidupnya dengan layak.
Tak hanya menyalurkan bantuan, Plan Indonesia juga menggalang dana di kitabisa.com dan benihbaik.com, dengan perolehan sekitar Rp 27 juta dari total Rp 50 juta yang ditargetkan hingga 10 April 2021. Dana yang diperoleh nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan para penyintas badai siklon tropis Seroja di Lembata, khususnya bagi para anak dan keluarga mereka, sesuai dengan hasil kebutuhan kaji cepat Plan Indonesia.
Sebagai lembaga yang bergerak di bidang pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan, Plan Indonesia mengutamakan kebutuhan dan perlindungan terhadap anak-anak dan keluarga penyintas dalam setiap proses tanggap darurat. Dalam kondisi bencana yang mengharuskan para penyintas harus berlindung di pengungsian, kelompok anak, perempuan, dan orang dengan disabilitas berada dalam posisi yang semakin rentan.
Catatan untuk Editor:
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Bersama kelompok dan jejaring kaum muda, kami bekerja untuk memastikan partisipasi kaum muda yang bermakna dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga memobilisasi sumber daya dengan mitra, seperti sektor swasta, lembaga donor, yayasan filantropi, dan donatur individu, untuk memberi dampak lebih luas bagi anak-anak Indonesia.
Plan Indonesia mengimplementasikan aktivitasnya melalui empat buah program, yaitu Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak, Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja, Keterampilan dan Kesempatan untuk Pemberdayaan Ekonomi Kaum Muda, serta Ketangguhan dan Kemanusiaan. Kami bekerja di 7 provinsi, termasuk di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dengan target untuk memberdayakan 1 juta anak-anak perempuan. Plan Indonesia juga membina 36 ribu anak di Nusa Tenggara Timur.
Kegiatan respons tanggap darurat Plan Indonesia merupakan bagian dari Program Ketangguhan dan Kemanusiaan, satu dari empat pilar utama Plan Indonesia. Saat bencana terjadi, Plan Indonesia bersama pemerintah daerah dan mitra terkait berupaya membantu masyarakat yang terdampak melalui respons tanggap bencana (emergency response). Lingkup bencana yang masuk dalam kegiatan ini meliputi bencana seperti gempa, tsunami, banjir, hingga pandemik COVID-19.