Yogyakarta, 18 Oktober 2022—Satuan Pendidikan perlu diperkuat di tengah berbagai jenis ancaman bencana, seperti krisis iklim, bencana non-alam, hingga bencana sosial. Pada 2019 saja, Kemdikbud mencatat bahwa sebanyak 52.902 sekolah berada di wilayah rawan gempa, 54.080 di wilayah rawan banjir, dan 15.597 berada di wilayah rawan longsor. Sementara, bencana seperti COVID-19 juga telah melanda seluruh sekolah di Indonesia.
Oleh karena itu, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui Program Ketangguhan dan Kemanusiaan meluncurkan Program Provinsi Model Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) di Yogyakarta pada Selasa (18/10). Program Provinsi Model SPAB ini dilaksanakan Plan Indonesia dengan dukungan Plan International Hong Kong dan Prudence Foundation hingga 2025 mendatang. Program diawali dengan implementasi awal di Yogyakarta selama 18 bulan, kemudian implementasi lanjutan di Bali hingga 2025.
Dini Widiastuti, Direktur Eksekutif Plan Indonesia, mengatakan bahwa Yogyakarta dipilih karena telah memiliki sumber daya awal yang cukup untuk pengembangan provinsi model SPAB. Modal yang dimiliki oleh Yogyakarta seperti regulasi, anggaran, dan fasilitas lokal bisa semakin dikembangkan, sehingga anak, terutama anak perempuan dan penyandang disabilitas, aman sewaktu belajar di sekolah.
“Pengembangan provinsi model SPAB ini adalah bagian upaya untuk mendukung tercipatanya lingkungan belajar yang aman bagi anak maupun ekosistem satuan pendidikan di Yogyakarta dan daerah lainnya. Kami berharap, program ini dapat bermanfaat bagi peserta dan tenaga didik di Yogyakarta, tempat awal berdirinya Plan International di Indonesia,” ujar Dini usai peluncuran Program Provinsi Model SPAB di Yogyakarta, Selasa (18/10).
Melalui Program Provinsi Model SPAB, Plan Indonesia akan berfokus di beberapa bidang, termasuk pengembangan indikator provinsi model SPAB yang akan direplikasi ke provinsi lain, penguatan keterlibatan kaum muda pada implementasi dan monitoring SPAB, hingga penguatan kapasitas sekretariat bersama SPAB. Selain itu, program ini juga menyasar peningkatan kapasitas bagi guru dan tenaga pendidikan di 84 SMA, 100 orang muda dari organisasi kaum muda, 200 fasilitator (50 persen perempuan), dan 84.000 penerima manfaat tidak langsung hingga 2025.
Didik Wardaya, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Daerah Istimewa Yogyakarta mengatakan, pihaknya menyambut baik program yang diselenggarakan oleh Plan Indonesia. Menurutnya, program Plan Indonesia sesuai dengan tujuan DIY dalam implementasi SPAB. Saat ini, DIKPORA DIY sedang mengembangkan SPAB di 35 SMA, SMK, dan SLB.
“Kita menyadari bahwa bencana alam seringkali tidak dapat dihindari, sehingga sebagai ikhtiar kita berusaha mempersiapkan diri sebaik mungkin. Program Plan Indonesia sangat membantu dalam pempersiapkan satuan pendidikan untuk menghadapi bencana mulai dari apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya. Walaupun sudah ada 35 SMA/SMK/SLB yang mengimplementasikan SPAB namun belum mencukupi. Kita ingin lebih banyak lagi satuan pendidikan yang sadar akan pentingnya mempersiapkan diri menghadapi bencana, karena sekolah dalam suasana bencana selain ancaman terhadap keselamatan jiwa dan kerusakan akibat bencana, namun dalam situasi tidak terjadi kerusakan, sekolah dapat disiapkan untuk penampungan pengungsi, sehingga pembelajarannya pun juga menjadi darurat,” ujar Didik.
Sementara itu, GKR Mangkubumi yang juga merupakan anggota Dewan Pembina Yayasan Plan International Indonesia menyatakan, lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan merupakan hak anak yang perlu dipenuhi. Oleh karena itu, semua pihak dari pemerintah, non pemerintah, maupun individu perlu bekerja bersama untuk mewujudkannya.
“Kita ingin agar anak-anak, terutama anak perempuan merasa aman dan tenang selama belajar di sekolah. Kita semua perlu saling mendukung, bekerja bersama untuk mewujudkannya di Yogyakarta ini. Selamat datang kembali Plan Indonesia di Yogyakarta,” ujar GKR Mangkubumi.
Pada akhir acara peluncuran program, para pihak yang terdiri dari perwakilan pemerintah dan non pemerintah menandatangani komitmen bersama untuk mewujudkan D.I Yogyakarta sebagai provinsi model SPAB di Indonesia. Sebagai rangkaian peluncuran, pada 25 Oktober 2022 Plan Indonesia juga akan menggelar kick-off SPAB bersama pemangku kepentingan nasional.
Informasi mengenai kegiatan selanjutnya dapat diakses melalui plan-international.or.id.
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Plan Indonesia mengimplementasikan aktivitasnya melalui empat program, yaitu
Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak, Kesehatan dan Agensi Remaja, Ketenagakerjaan dan Kewirausahaan Kaum Muda, serta Kesiapsiagaan Bencana dan Respons Kemanusiaan. Kami bekerja di 7 provinsi, termasuk di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dengan target untuk memberdayakan 1 juta anak perempuan. Selain itu, Plan Indonesia juga membina 36 ribu anak perempuan dan laki-laki di Nusa Tenggara Timur. Informasi lebih lanjut: plan-international.or.id
Narahubung media:
Masajeng Rahmiasri | Programme Communications Specialist
+62 817 004 0274
Masajeng.rahmiasri@plan-international.org