Sumbawa, 4 Desember 2024 – Pengarusutamaan gender dalam menerapkan akses air dan sanitasi yang berketahanan iklim menjadi fokus Pemerintah Kabupaten Sumbawa dan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) melalui program Water for Women (WfW) sejak 2018. Program ini telah mendampingi 8 sekolah dan 26 puskesmas di 32 desa di Kabupaten Sumbawa untuk meningkatkan layanan air dan sanitasi yang berketahanan iklim dan berkesetaraan gender.
Pada serah terima penutupan program Kepada Pemerintah Kabupaten Sumbawa pada hari ini (04/12), Bupati Sumbawa Drs. H. Mahmud Abdullah, mengungkapkan apresiasinya kepada WfW yang telah berkontribusi besar dalam mendorong akses air dan sanitasi untuk semuanya bahkan termasuk golongan rentan, yaitu anak-anak, perempuan, orang dengan disabilitas dan lansia.
“Dengan kondisi iklim di Kabupaten Sumbawa yang membuat wilayah kami rentan untuk kekeringan, kontribusi Plan Indonesia yang terus mendorong akses air dan sanitasi untuk semuanya sangat membantu dalam pencapaian rencana strategis daerah,” kata Mahmud.
Herbet Barimbing, OIC Program Director Plan Indonesia menjelaskan selama ini program WfW juga berkontribusi dalam adanya dua unit layanan mobil sedot tinja dan mendampingi perjanjian kerja sama 17 desa dengan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kabupaten Sumbawa.
Selama enam tahun implementasi, program WfW telah mewujudkan akses air dan sanitasi yang berketahanan iklim dan inklusif dengan melibatkan hampir 900 kaum muda, lebih dari 1,800 perempuan, dan lebih dari 360 orang dengan disabilitas.
Pengelolaan Sumber Daya Air Secara Integratif
Sumber daya air yang terbatas acapkali menimbulkan konflik bagi masyarakat. Forum Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu (PSDAT) telah diaktifkan dengan pendampingan dari program WfW. Pelibatan seluruh lini masyarakat, seperti organisasi perempuan, masyarakat adat, dan komunitas disabilitas juga menjadi fokus forum PSDAT untuk mencapai akses air yang inklusif dan setara. Selama ini, kendala yang dialami oleh masyarakat Sumbawa adalah mereka harus membeli air di saat-saat tertentu, misalnya saat musim kemarau panjang. Sehingga manfaat yang dialami langsung ketika adanya upaya dari PSDAT misalnya: konservasi air, rehabilitasi hutan dan sumber air, dan lain-lain, masyarakat meyakini bahwa hal ini akan membantu mereka mengurangi biaya pembelian air.
Muhammad Imran, Ketua Himpunan Masyarakat Tuna Netra Sumbawa (HIMATRAS), menyampaikan selain akses air yang inklusif, dalam menghadapi perubahan iklim, Kabupaten Sumbawa juga sedang melibatkan organisasi disabilitas untuk inklusivitas fasilitas sanitasi.
“Keterlibatan kami juga akan menjadi manfaat di masa mendatang untuk teman-teman dengan disabilitas lainnya. Kami percaya, suara kami dapat mewakilkan mereka dalam akses air dan sanitasi ini,” ujar Imran.
Selama enam tahun implementasi, Program WfW telah memberikan dampak secara langsung pada hampir sembilan ribu orang di Kota Kupang, Kabupaten Manggarai di Nusa Tenggara Timur dan Kabupaten Sumbawa di Nusa Tenggara Barat termasuk kelompok termarjinalkan yakni perempuan, anak perempuan, orang dengan disabilitas, dan lansia. Lebih jauh lagi, sejak 2018, WFW telah berkontribusi dalam pencapaian lima pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) untuk Kabupaten Manggarai, dan Kabupaten Sumbawa. (***)
Catatan untuk Editor:
Tentang Water for Women (WfW)
Water for Women (WfW) adalah program yang didanai oleh Pemerintah Australia dan bertujuan untuk meningkatkan kualitas akses air, kebersihan, serta sanitasi komunitas yang berketahanan iklim. Program ini mempromosikan partisipasi aktif anak perempuan, perempuan, serta penyandang disabilitas. Sejak dimulai pada 2018, WfW telah membangun fasilitas toilet inklusif, mendorong penerapan perilaku hidup bersih dan sehat, hingga mendukung partisipasi aktif perempuan dan Penyandang disabilitas dalam aspek ekonomi dan sosial. Seluruh aktivitas program WfW juga mempertimbangkan aspek ketahanan iklim atau tingkat resiliensi masyarakat dan benda terhadap krisis iklim yang melanda dunia.
Tentang Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia)
Plan International telah bekerja di Indonesia sejak 1969 dan resmi menjadi Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) pada 2017. Kami bekerja untuk memperjuangkan pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Bersama kelompok dan jejaring kaum muda, kami bekerja untuk memastikan partisipasi kaum muda yang bermakna dalam pengambilan keputusan yang berdampak pada pemenuhan hak anak dan kesetaraan bagi anak perempuan. Kami juga memobilisasi sumber daya dengan mitra, seperti sektor swasta, lembaga donor, yayasan filantropi, dan donatur individu, untuk memberi dampak lebih luas bagi anak-anak Indonesia.
Plan Indonesia mengimplementasikan aktivitasnya melalui empat buah program, yaitu Perlindungan dan Tumbuh Kembang Anak, Kesehatan Seksual dan Reproduksi Remaja, Keterampilan dan Kesempatan untuk Pemberdayaan Ekonomi Kaum Muda, serta Ketangguhan dan Kemanusiaan. Kami bekerja di 7 provinsi, termasuk di Nusa Tenggara Timur, Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Utara, DKI Jakarta, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, dengan target untuk memberdayakan 1 juta anak-anak perempuan. Plan Indonesia juga membina 36 ribu anak di Nusa Tenggara Timur. Info lebih lanjut: plan-international.or.id