Hampir empat bulan sejak puncak gelombang II kasus COVID-19 meningkat tajam di Indonesia pada bulan Juni 2021, Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) secara aktif berkontribusi melakukan tanggap darurat COVID-19 gelombang II tersebut. Bantuan kemanusiaan ini dimaksudkan untuk memberikan perlindungan, kesehatan, dan kesejahteraan anak, terutama anak perempuan, yang terdampak COVID-19 di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek). Meski kasus COVID-19 di Jabodetabek hingga September 2021 menunjukkan penurunan angka kasus yang cukup signifikan seiring masivnya pelaksanaan vaksin, bantuan kemanusiaan Plan Indonesia tetap dilakukan hingga Oktober 2021.
Selama pelaksanaan distribusi di lapangan, juga ditemukan berbagai kondisi dari para penyintas COVID-19, terutama anak-anak, dan anak perempuan. Sebagian dari mereka kini harus berjuang untuk melanjutkan hidupnya, setelah orangtua mereka meninggal dunia karena COVID-19. Atau pun harus membantu ekonomi keluarganya secara lebih keras lagi, seiring dengan diberlakukanknya masa PPKM (Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat) yang cukup panjang (baca lampiran terkait, cerita dari lapangan). Kondisi mereka diperlukan pendampingan lebih lanjut untuk bisa memulihkan kondisi kejiwaan dan semangatnya.
Terkait dengan hal itu Plan akan memberikan dukungan dan pendampingan kepada anak-anak, terutama anak perempuan yang mengalami beban psikis karena baru kehilangan anggota keluarga atau orang tua karena COVID-19 dengan memberikan dukungan psikososial. Sementara keluarga yang mengalami beban ekonomi yang sangat sulit, Yayasan Plan Indonesia juga akan memberikan Cash Voucher Assistance (CVA/Bantuan Non Tunai) yang akan didistribusikan awal Oktober ini. Bantuan CVA akan diberikan kepada 500 keluarga terdampak dengan prioritas keluarga penyintas/terpapar COVID-19 yang kehilangan pendapatan, kepala keluarga perempuan, kepala keluarga anak-anak, keluarga dengan anggota keluarga disabilitas, kepala keluarga dengan lansia (>65 thn), keluarga dengan ibu hamil dan menyusui, dan ibu dengan usia remaja. Diharapkan bantuan Plan Indonesia ini, bisa memberikan rasa semangat keluarga terdampak.
Hingga September ini, distribusi berupa alat kebersihan, alat kesehatan mentruasi, vitamin, dan alat pelindung diri untuk Nakes juga telah menjangkau 4,230 penerima manfaat (perempuan sebanyak 2,224, dan 2,006 laki-laki) meliputi Jabodetabek. Termasuk menjangkau 1061 anak perempuan, dan 653 anak laki-laki (usia 0-18 tahun), serta 399 lanjut usia, juga 46 kelompok disabilitas. Semuanya merupakan kelompok prioritas yang sangat terdampak COVID-19 pada gelombang kedua ini.
Melalui respons tanggap darurat COVID-19, Plan Indonesia berharap anak-anak terlindungi dari penyebaran dan dampak COVID-19, serta memastikan hak anak terpenuhi, terutama bagi anak perempuan, anak dengan disabilitas, dan anak dari keluarga marjinal Plan Indonesia melakukan tanggap darurat khusus anak-anak, terutama anak perempuan, karena presentase angka kematian anak yang terpapar COVID cukup tinggi dibandingkan tahun lalu. Tertinggi justru dialami kelompok umur 0-2 tahun sebesar 0,81 persen, diikuti oleh kelompok usia 16-18 tahun sebanyak 0,22 persen, dan 3-6 tahun 0,19 persen. Sebelumnya, Bahkan Data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) melaporkan tingkat kematian anak akibat COVID-19 adalah 3-5% yang merupakan angka tertinggi di dunia. Sementara data catatan akhir tahun Komnas Perempuan, tahun 2020 juga mencatat Kekerasan Terhadap Anak Perempuan (KTAP) pun melonjak sebanyak 2.341 kasus. Angka ini melonjak dari tahun sebelumnya sekitar 65 persen.