CERITA MEREKA

Dispensasi Perkawinan Anak, Mendukung atau Menghambat?
Konferensi tentang Kesejahteraan Anak mendeklarasikan tanggal 1 Juni sebagai hari Perlindungan Anak Internasional yang bertujuan untuk melindungi dan meningkatkan kesejahteraan hidup anak-anak di dunia. Namun, setelah 33 tahun Indonesia meratifikasi konvensi hak anak internasional, anak-anak di Indonesia belum terbebas dari berbagai risiko yang membuat hak mereka tidak terpenuhi. Menurut Koalisi Perempuan Indonesia (2019) dalam studi Girls Not Brides, 1 dari 8 perempuan di Indonesia sudah kawin sebelum berusia 18 tahun. Kondisi ini mengancam hak-hak anak, dengan munculnya risiko putus sekolah, kehamilan yang berisiko, hingga meninggalnya ibu dan bayi saat persalinan. Selain itu, perkawinan anak juga memiliki risiko besar menyebabkan masalah

Cerita Anak dari Timor: Surat Pertama untuk Sponsorku
Namaku Yongki (11 tahun), salah seorang calon anak yang disponsori oleh Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia). Saya tinggal di wilayah Program Implementation Area (PIA) Plan Indonesia Timor, di Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). Saya adalah seorang pelajar sekolah dasar (SD) di desa dampingan Plan, setiap pagi saya selalu pergi ke sekolah dengan berjalan kaki dan baru akan kembali saat hari menjelang siang. Saya adalah anak bungsu dari 3 bersaudara, kami bertiga tinggal bersama orangtua kami. Hobi saya adalah bermain bola kaki, dan bola voli, saya sering bermain bersama teman-teman ketika pulang sekolah. Awalnya saya menjadi anak yang disponsori (Sponsored

Talk More: How Young People Normalize Menstruation
Penulis: Neky Nitbani, Monitoring and Evaluation Coordinator WINNER Project* Sembilan tahun sejak Hari Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) dicanangkan, perempuan terlebih anak perempuan masih mengalami hambatan di sekolah karena mengalami menstruasi. Tulisan ini membahas bagaimana murid bisa menjadi pelaku aktif dari normalisasi menstruasi di sekolah. Riset Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bersama The SMERU Research Institute di tiga provinsi di Indonesia pada 2018 menunjukkan topik seputar menstruasi masih tabu dibicarakan di sebagian daerah. Di Nusa Tenggara Barat (NTB), menstruasi tabu dibicarakan di sekolah, di ranah publik dan di luar keluarga. Di Nusa Tenggara Timur (NTT), topik tentang menstruasi tidak tabu

Empowering the Future: The Importance of Girls Leadership Academy in Creating an Equal World
Sebuah refleksi 3 tahun perjalanan Girls Leadership Academy Ditulis oleh: Guster Sihombing (GLA Manager) and Alda Soraya (GLA Officer) Bagaimana dunia yang setara bagi kamu? Kami sering menanyakan pertanyaan ini kepada para peserta Girls Leadership Academy. Inilah beberapa jawaban mereka: dunia di mana orang saling menghormati, dunia tanpa kekerasan, dunia dimana SDG #5 tercapai, dunia dimana orang tua berbagi peran, dunia dengan kesempatan yang setara, partisipasi, dan akses yang setara. Mereka juga berbagi pengalaman diskriminasi yang mereka alami. Beberapa dari mereka tidak diperbolehkan menjadi ketua organisasi kemahasiswaan, melanjutkan pendidikan tinggi, atau bahkan dipaksa menikah di usia anak. “Yang aku alami

YHP: Valuable Lessons for Maintaining a Healthy Lifestyle
Guru terbaik dalam kehidupan adalah pengalaman. Di tengah-tengah kebisingan dan keramaian kota Jakarta Selatan, Ariba (18 tahun) menjalani hari-harinya sebagai pelajar sekolah menengah atas (SMA). Ia juga menjadi salah satu pendidik sebaya atau peer educator (PE) Young Health Programme (YHP), setelah melewati pengalaman yang mengharuskannya mengubah pola hidup menjadi lebih sehat. Ariba menjadi pendidik sebaya YHP sejak Agustus 2021. Berawal dari pembukaan pendaftaran di sekolahnya yang disampaikan oleh guru bimbingan konseling (BK), Ariba yang mengambil jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tertarik dengan isu kesehatan yang dibawa oleh YHP. “Berhubung aku anak IPA dan isunya terkait kesehatan, jadi aku daftar. Selain

Anastasia dan Mimpi Mr. Beichele menjadi Sponsor
Masih di Kabupaten Nagekeo, Seperti hari kemarin sebelum berkunjung ke rumah Makrina, yang juga merupakan anak yang mereka sponsori, Keluarga Beichele mendapatkan arahan terkait situasi perjalanan, program yang dilakukan dan juga terkait situasi keamanan di desa tempat tinggal Anastasia. Anastasia juga merupakan anak yang disponsori Mr. Beichele dan istrinya di Kabupaten Nagekeo. Ia baru saja satu tahun menjadi anak yang disponsori oleh keluarga itu. Usai mendapatkan pengarahan, Keluarga Beichele dan rombongan langsung bergegas berangkat untuk menemui Anastasia di desanya. Sekitar pukul 12.00 WITA, Jumat (13 Januari 2023), rombongan tiba di kantor desa. Keluarga Beichele langsung mendapat sambutan dari Anastasia, orang

Makrina dan Kesan Keluarga Beichele ketika Mengunjunginya di Nagekeo
Usai kunjungan di Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Keluarga Beichele melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Nagekeo menggunakan pesawat pada Minggu (11 Januari 2023) dan tiba di Nagekeo sore harinya. Pagi itu, Kamis (12 Januari 2023) pukul 10.30 WITA, staf Plan Indonesia bersama keluarga Beichele tiba di rumah salah satu anak SC, Makrina (16 tahun). Keluarga ini diterima secara adat oleh tokoh adat desa setempat. Usai diterima secara adat, Makrina mengalungkan selendang adat Nagekeo untuk pasangan Beichele. Makrina didampingi ibu, kakak, nenek, paman, perwakilan pemerintah, relawan, dan staf lapangan Plan Indonesia. Keluarga Beichele telah mensponsori Makrina sejak 2015. Ketika ditanya oleh Mrs.

Cerita Keluarga Beichele ketika Mengunjungi Anak yang Disponsori di Indonesia
Mendapat kunjungan dari sponsor adalah dambaan dari semua Sponsored Child/SC atau anak yang disponsori di wilayah dampingan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia). Wilayah tersebut tersebar di Kabupaten Nagekeo, Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), dan Kabupaten Lembata Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Indonesia. Ketiga kabupaten ini merupakan wilayah dampingan Plan Indonesia melalui Program Sponsorship Anak. Pada awal Januari 2023 yang lalu, Plan Indonesia dikunjungi oleh keluarga Beichele yang berasal dari Jerman. Keluarga ini telah menjadi sponsor bagi anak dampingan Plan International di Indonesia sejak tahun 1996, semasa masih mendampingi Provinsi Jawa Tengah. Keluarga Beichele sering mengunjungi Indonesia, karena istri dari