Lewat Umpan Balik, Kaum Muda Krendang Asah Ketangguhan dan Kemandirian

Kaum muda berhak dilibatkan dalam setiap pengambilan keputusan dalam komunitas mereka. Dengan cara ini, mereka bisa berkembang menjadi generasi yang tangguh dan siap menghadapi berbagai tantangan.

Dengan semangat ini, tim Urban Nexus dari program Ketahanan dan Kemanusiaan Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) mengajak kaum muda di Kelurahan Krendang, Jakarta barat, sebagai tim satuan tugas pengembangan mekanisme umpan balik ramah anak dan kaum muda (CAYFFM). CAYFFM adalah salah satu aktivitas rangkaian yang didampingi oleh Urban Nexus, berkerja sama dengan kelurahan dan beberapa unsur kemasyarakatan lainnya seperti LMK, RW, PKK, karang taruna, dan perwakilan kaum muda. Tujuannya, agar kaum muda bisa memberikan sekaligus mendengarkan masukan yang konstruktif untuk mengembangkan kegiatan kemasyarakatan di daerah mereka.

Alya (17 tahun), Azzah (17 tahun), dan Absori (17 tahun) tergabung dalam tim satuan tugas CAYFFM ini.  Mereka adalah pelajar tingkat menengah ke atas yang peduli dan ingin membuat lingkungannya menjadi lebih baik.

Sebagai orang muda yang juga memiliki aktivitas sekolah, tentunya Alya, Azzah, dan Absori, perlu mengatur waktu dan komitmen mereka. Terlebih, kegiatan ini mengharuskan mereka ikut dalam berbagai pertemuan diskusi, penyepakatan, dan rencana aksi yang melibatkan partisipasi aktif kaum muda di dalam prosesnya.

Meski begitu, menurut Azzah, proses CAYFFM ini sangat menyenangkan dan bermanfaatt baginya. Azzah masih ingat proses yang ia ikuti, mulai dari pemastian izin orang tua untuk keterlibatannya dalam kegiatan oleh kakak-kakak Plan Indonesia, pertemuan awal terkait tujuan kegiatan, hingga penyepakatan mekanisme, menarik data masuk, dan memberi respons terhadap umpan balik.

“Ayah saya tidak begitu mudah mengizinkan saya berkegiatan di luar dari aktivitas di sekolah. Namun, setelah mendapat informasi dari kakak karang taruna, ayah mendukung kegiatan saya. Beliau juga sekali waktu turut melihat rangkaian kegiatan yang dilakukan. Saya pun bisa mengikuti sesi-sesi diskusi, penyepakatan, dan rencana aksi secara bermakna,” ujar Azzah ketika diwawancarai oleh tim Urban Nexus.

Azzah menyampaikan berbagai pembelajaran baru yang ia dapatkan saat berpartisipasi dalam mengembangkan umpan balik ini. Ia sempat menjadi pemapar proses aktivitas di salah satu sesi penyepakatan dokumen. Selain itu, dia juga bertanggung jawab data atas umpan balik yang masuk secara online. “Saya tidak mengira bahwa kegiatan CAYFFM ini akan berbeda dari beberapa rangkaian kegiatan (pelatihan) lain, yang mana CAYFFM ini lebih banyak diskusi, penyepakatan, dan rencana aksinya,” tutur Azzah.

“Kita jadi belajar juga di situ, ketemu bareng, gimana sih ngelakuin umpan balik tersebut, dari awal prosesnya. Mau yang itu zoom atau tatap muka langsung, itu kita banyak banget belajarnya”, ujarnya menambahkan.

Sekarang, Azzah lancar melakukan presentasi dengan percaya diri di hadapan audiens yang berbeda-beda usia. Ia juga mahir membuat formulir daring dengan sistem pertanyaan berjenjang. Sepanjang kegiatan, Azzah mendapatkan pendampingan daring dan luring dari tim Plan Indonesia yang membuatnya tidak merasa jenuh. Melalui kegiatan ini, Azzah juga bisa berkumpul dan berdiskusi aktif bersama rekan kaum muda lainnya, membuatnya merasa senang.

Sama dengan Azzah, Absori juga senang bisa terlibat di dalam rangkaian kegiatan CAYFFM ini. Absori berperan membuat media informasi umpan balik, seperti poster dan spanduk pembukaan CAYFFM.

Absori tidak menyangka, media informasi yang ia buat dengan masukan dari rekan kaum muda lain dan juga kakak-kakak Plan Indonesia, bisa dimuat dan ditempel di beberapa titik RW, kelurahan, RPTRA, dan gazebo sekretariat bank sampah kaum muda. Inovasinya, yaitu penyematan barcode tautan Google Form pada poster yang ia buat juga memudahkan akses umpan balik bagi kaum muda di Kelurahan Krendang.

“Lewat pengalaman ini, saya jadi lebih familiar dalam mengoperasikan aplikasi desain dalam mebuat media informasi dan publikasi. Aktivitas saya bersama kaum muda Krendang juga mendorong saya mencoba aktif di organisasi lain, seperti organisasi sekolah dan keagamaan kemasyarakatan,” ujar Absori.

Hampir sama dengan Absori dan Azzah, Alya, juga merasakan perubahan positif setelah mengikuti kegiatan Urban Nexus. Dalam rangkaian penyusunan umpan balik CAYFFM, Alya belajar mengungkapkan pendapatnya di depan orang banyak. Ia pun menjadi semakin percaya diri ketika diminta melakukan paparan pada kesempatan-kesempatan lainnya, termasuk di sekolahnya.

“Awalnya, gue dinilai sebagai anggota muda yang tidak berani berbicara di depan umum sebelum berkegiatan bersama Urban Nexus. Tapi, ternyata gue bisa. Gue gak cuma bisa di urusan pembukuan atau penulisan, gue juga bisa aktif di lapangan. Gue juga membuktikan bahwa perempuan muda bisa ‘tampil’ di depan,” ujarnya.

Meski kini implementasi program Urban Nexus sudah selesai di Krendang, ketiga kaum muda ini berharap bisa meneruskan berbagai praktik baik, khususnya terkait mekanisme umpan balik CAYFFM di Kelurahan Krendang. Mereka berharap bisa meneruskannya secara mandiri, dengan kelurahan dan kaum muda lainnya. Mereka berharap, nantinya, umpan balik ini juga bisa dilakukan menjelang atau setelah Musrenbang. Alya, Azzah, dan Absori juga berencana menerapkan CAYFFM ini sebagai media pembelajaran dan evaluasi program lain, seperti posyandu remaja.

Ditulis oleh: Agustin Amela Santi/Project Officer Urban Nexus